Albert adalah seekor burung laut yang hidup di lautan. Parapelaut senang melihatnya.
Karena merekapercaya bila Albert mengikuti kapal mereka, mereka akan mendapat
keberuntungan.
Suatuhari badai ganas muncul. Angin berembus amat kencang. Parapelaut tidak
dapat melihat Albert. Albert pun tidak dapat melihat para pelaut. Yangia lihat
hanyalah daratan.
"Tahukah engkau di manalautan?" Albert bertanya kepada seekor burung
beo.
"Polly ingin kacang,"jawab burung itu.
“Tahukah engkau di manalautan?" Albert bertanya kepada seekor burung
yang berada di dalam sebuahjam. Burung itu adalah burung kukuk.
"Kukuk-kukuk," jawabburung itu.
"Tahukah engkau di manalautan?" Albert bertanya kepada seekor burung
yang hinggap di sebuah batangpohon. Burung itu adalah burung pelatuk.
"Tok-tok-tok," jawabburung itu.
"Tahukah engkau di manalautan?" Albert bertanya kepada seekor burung
yang bertengger di atas sebuah gereja. Burung itu terbuat daribesi. Ia tidak
dapat menjawab.
Albert terbang memasuki sebuah toko.
"Aku ingin topi ini untukkupakai selama pelayaran," kata seorang
ibu.
"Sungguh topi yang indah,"ucap teman-temannya. "Burung itu
seperti sungguhan."
"Oh, ya," ujar si Ibu."Saya akan memakainya selama berada di
atas kapal."
Parapenumpang naik ke atas kapal. Mereka melambai-lambaikan tangan. "Selamattinggal,"
si Ibu berkata.
Makan malam tiba.
"Aku mengenalmu!" Nakhodaberkata.
"Tidak. Tuan Nakhoda tidakmengenal saya," sahut si Ibu.
"Bukan Ibu," ucap Nakhoda."Saya mengenal burung yang ada di
atas topi Ibu."
"Oh!" seru si Ibu."Saya tidak mau ada burung sungguhan di atas
topi saya."
"Kami ingin burungsungguhan!" teriak para pelaut. "Kami ingin
elang laut itu. la akanmembawa keberuntungan."
"Aku gembira dapat bertemudengan kalian," Albert berkata.
"Selamat kembali, Albert!"ucap mereka yang berada di atas kapal.
Mereka semua bahagia. Albert si elanglaut telah kembali. Mereka percaya akan
mendapatkan keberuntungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar