Di sebuah desa, tinggal seorang ayah dengan anak laki-lakinya yang bernama Gonbe.
Mereka hidup dari berburu itik. Setiap berburu, ayah Gonbe hanya menembak satu
ekor itik saja. Melihat hal tersebut Gonbe bertanya pada ayahnya,” Kenapa
kita hanya menembak satu ekor saja Yah?”, “Karena kalau kita membunuh
semua itik, nanti itik tersebut akan habis dan tidak bisa berkembang biak, selain
itu kalau kita membunuh itik sembarangan kita bisa mendapat hukuman.
Beberapa bulan kemudian, ayah Gonbe jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.
Sejak saat itu, Gonbe berburu itik sendirian dan menjualnya. Lama kelamaan, Gonbe
bosan dengan pekerjaannya, ia mendapatkan sebuah ide. Keesokan hariya, Gonbe datang
ke danau yang sudah menjadi es. Ia menebarkan makanan yang sangat banyak untuk
itik-itik. Tak berapa lama, itik-itik mulai berdatangan dan memakan makanan yang
tersebar. Karena kekenyangan, mereka tertidur di atas. Gonbe segera mengikat itik-itik
menjadi satu. Ia mengikat 100 itik sekaligus. Ketika itik ke seratus akan di ikatnya,
tiba-tiba itik-itik tersebut terbangun dan segera terbang. Gonbe yang takut kehilangan
tangkapannya, segera memegang tali yang diikatkannya ke itik tersebut. Karena
banyaknya itik yang diikat, Gonbe terangkat dan terbawa ke atas. Gonbe terus terbang
terbawa melewati awan. Di awan tersebut Ayah dan anak halilintar sedang tidur
dengan nyenyak. “Dugg!”, kaki Gonbe tersandung badan ayah halilintar.
Ayah halilintar terbangun sambil marah-marah, ia segera mengeluarkan halilintarnya
yang kemudian menyambar tali-tali yang mengikat itik-itik itu.
Gonbe jatuh ke dalam laut! Ia jatuh tepat di atas kepala Naga laut yang berada
di Kerajaannya. Naga laut menjadi marah dan mulai memutar-mutar ekornya, lalu
memukulkannya ke Gonbe. Gonbe terbang lagi dari dalam laut. Akhirnya Gonbe jatuh
ke tanah dengan kecepatan tinggi. Akhirnya Gonbe jatuh ke atap jerami rumah seorang
pembuat payung. “Kamu tidak apa-apa?”, Tanya si pembuat payung sambil
menolong Gonbe. “Maaf atap anda jadi rusak. Berilah pekerjaan pada saya
untuk mengganti kerugian anda”. “Kebetulan, aku memang sedang kekurangan
tenaga pembantu”, kata pembuat payung.
Sejak itu Gonbe menjadi rajin membuat payung. Suatu hari, ketika sedang mengeringkan
payung di halaman, datang angin yang sangat kencang. Karena takut payungnya terbang,
Gonbe segera menangkap payung tersebut. Tetapi payung tersebut terus naik ke atas
bersama Gonbe. Dengan tangan gemetaran Gonbe terus memegang payung sambil terus
terbang dengan payungnya hingga melewati beberapa kota. Payung tersebut akhirnya
robek karena tersangkut menara dan pohon-pohon. Gonbe pun jatuh. Untungnya ia
jatuh tepat di sebuah danau. Gonbe merasa lega. Tidak berapa lama tiba-tiba kepala
Gonbe di patuk oleh sekawanan hewan. “Lho ini kan itik-itik yang aku ikat
dengan tali. Ternyata benar ya, kita tidak boleh serakah menangkap sekaligus banyak.”
Akhirnya Gonbe melepaskan tali-tali yang mengikat kaki-kaki itik tersebut dan
membiarkan mereka terbang dengan bebas.
Pesan Moral Dongeng Anak Gonbe dan 100 Itik : Kita tidak boleh menjadi orang yang
tamak dan serakah serta kikir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar